Kader PDIP Beda Sikap soal BBM, Mega Bungkam

Kader PDIP Beda Sikap soal BBM, Mega BungkamMegawati bungkam soal rencana pemerintah Jokowi menaikkan harga BBM. (detikfoto)
JakartaCNN Indonesia -- Rencana pemerintah Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi ditanggapi beragam oleh kader-kader PDIP maupun Koalisi Indonesia Hebat. Mereka tak satu suara. Penolakan terhadap kenaikan harga BBM misalnya dikemukakan oleh politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka dan legislator NasDem Kurtubi.

Menanggapi kader-kadernya yang tak satu suara untuk mendukung kebijakan pemerintah Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bungkam. “Tidak ada relevansinya dengan saya,” kata Mega usai menghadiri perayaan ulang tahun ke-60 Yayasan Pembinaan Anak-anak Cacat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/11).

Presiden RI kelima itu kemudian bergegas menuju mobilnya. “Syuh, syuh,” kata Mega kepada wartawan sambil menutup mikrofon yang disodorkan ke arahnya dengan tangan. Ia kemudian tersenyum dan meninggalkan lokasi sembari melambaikan tangan.

Megawati juga tak mau berkomentar ketika ditanya soal dualisme parlemen dan bagaimana perkembangan lobi-lobi politik saat ini.

Melihat Megawati yang susah payah mengelak dari pertanyaan wartawan, istri Jusuf Kalla, Mufidah Kalla, yang juga menghadiri acara tersebut, sempat tertawa. “Bu Mega enggak mau komentar soal itu ya?” tanya dia ke Mega sebelum Mega pergi.

Agustus lalu sebelum Jokowi dilantik menjadi presiden, Megawati menyatakan kenaikan harga BBM tak terelakkan. Ia mengatakan pemerintahan Jokowi tak bakal bisa menahan kenaikan harga BBM. “Kami sudah melakukan kalkulasi nyata,” kata Mega, Jumat (28/8).

Jika subsidi BBM diteruskan, ujar Mega saat itu, maka situasi Indonesia lima tahun mendatang akan dipenuhi rakyat yang antre membeli BBM karena khawatir pasokan BBM akan habis.

Menurut Mega, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pengurangan subsidi BBM memang masih bisa ditahan. “Tapi sekarang realitanya terjadi defisit APBN. Kalau begini ada solusinya tidak?” ujar dia.

Kemarin, Rabu (4/11), Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Effendi Simbolon menyatakan pemerintah terlalu tergesa-gesa hendak menaikkan harga BBM. “Nafsu banget Pak JK. Apa beliau tak melihat situasi dan kondisi sekarang? Baru seminggu dilantik saja sudah bikin heboh. Apa dengan menaikan harga BBM Rp 3.000, rakyat bisa makmur?” ujar pimpinan DPR tandingan itu.

Sementara legislator NasDem, Kurtubi, menyatakan seharusnya sistem tata kelola minyak dan gas harus dibenahi lebih dulu sebelum Jokowi menaikkan harga BBM. Sebab perbaikan pengelolaan migas akan mampu menekan potensi kerugian negara akibat maraknya penyimpangan.

“Kalau belum apa-apa sudah menaikkan harga BBM, dari sisi politis Pak Jokowi akan diserang oleh DPR. Pak Jokowi harus meraih kepercayaan lebih dulu dari rakyat,” ujar pengamat migas itu.
(agk/cnnindonesia)

Related News

Tidak ada komentar:

Leave a Reply