Turki dan Referensi Baru Kekuatan Islam (1)


Oleh: A. Rofii Damyati dan Arya Sandhiyudha
Kebebasan berislam di publik berangsur-angsur disetarakan dengan kebebasan sekuler. Jika orang bebas tidak berjilbab, maka orang juga harus diberi kebebasan berjilbab. Kalau di dunia sekuler orang berpaham ateis bebas berkeliaran, maka yang orang mengekspresikan keislaman di ranah publik juga tidak boleh lagi dipasung.
Transformasi relasi Sipil-Militer juga menjadi kunci pemenangan Islamis. Terjadi transformasi dari pendekatan ofensif ala Halil Turgut Özal (PM 1983- 1989 dan Presiden 1989- 1993) ke pendekatan kompromis ala Erdoğan (PM 2003-2014, Presiden 2014-…).
Meskipun sama-sama berpandangan bahwa pemerintahan sipil merupakan superordinat dari militer, namun Erdoğan menghindari sedapat mungkin friksi dengan militer dengan menerapkan desain dan implementasi berbasis “pendekatan kompromis” terhadap isu-isu yang menjadi bagian “sensitivitas militer”. Pemerintahan AKP menerapkan kebijakan cermat, penuh kehati-hatian dan keseimbangan terhadap militer. Menghindari tindakan yang dapat ditentang militer, serta tidak melakukan kritik terbuka terhadap militer terutama terhadap isu-isu yang sangat sensitif.
Erdoğan konsisten menjaga eksistensi simbol-simbol Atatürk di Turki seperti memasang poster besar wajahnya sebesar poster Erdoğan di setiap markas partai. Ini secara otomatis mengirimkan pesan kepada para loyalis Attaturk bahwa ia juga penerus sang bapak Turki itu. Walaupun banyak sinyalemen bahwa Erdoğan berambisi mengembalikan sistem Turki Usmani menggantikan Turki Sekuler. Ini akan melunakkan sensitivitas kalangan ultranasionalis dan militer yang merupakan ‘pengaman ideologi Atatürk’.
Dalam pendakian ekonomi dan pelayanan publik Erdoğan menjalankan program-program real yang menjawab kebutuhan masyakat luas, seperti perbaikan dan subsidi sektor pendidikan secara besar-besaran, reformasi ekonomi secara masif, serta menyiapkan infrastruktur yang memadai. Tak heran, hasilnya kini bisa dilihat dan tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Turki sendiri.
Menurut catatan, Erdoğan dan AKP-nya telah dan akan mereformasi secara terus menerus Turki agar menjadi negara yang terdepan, tidak saja di Eropa tapi di dunia. Mereka mengklaim telah berhasil membangun banyak hal. Di sektor olahraga, terbangun 25 stadium, 48 kolam renang, 193 pusat olah raga, 155 pusat pemuda dan total 789 fasilitas olahraga.
Di sektor pendidikan, pembangun asrama para pelajar terus berlanjut, dihapusnya biaya kuliah. Oleh karenanya negara tiap tahunnya membiayai paling sedikit 1,2 miliar Turkish Lira. Pemberian Beasiswa baik luar maupun dalam negeri secara besar-besaran.
Bila anggaran pendidikan Turki tahun 2002 sekitar 11,3 miliar TL, maka pada tahun 2014, dialokasikan 78,5 miliar TL. Bila di antara tahun 1994-2002 satu stadion saja terbangun, maka, menurut klaim Erdoğan, kini 25 stadion baru dan megah sudah menghias kota-kota besar di Turki. Jika pada tahun 2002 bandara hanya berjumlah 25 buah, kini diklaim sudah menjadi 47.
Bahkan, termasuk dari ambisi besarnya, kini sedang dibangun bandara terbesar di Eropa. Bandara itu berlokasi di Istanbul dan rencananya nama presiden Recep Tayyip Erdoğan menjadi nama bandara ini.
Erdogan mencium tangan anak Gaza yang terluka atas serangan penjajah Israel
Erdogan mencium tangan anak Gaza yang terluka atas serangan penjajah Israel

Performa ekonomi dan pelayanan publik tersebut dibarengi dengan pembelaan terhadap perjuangan Islam di berbagai negara.Di antaranya: (1) pasca Revolusi 25 Januari 2011 mesir, Turki memberi pinjaman investasi 2 miliar USD ke Mesir dan berkomitmen investasi hingga 5-10 miliar USD. Itu di masa Presiden Mursyi sebelum digulingkan; (2) Turki termasuk negara kemanusiaan yang terus berkampanye #DontForgetSrebrenica terkait genosida terhadap 8372 Muslim Bosnia.Turki melanjutkan perlindungan pada ribuan pengungsi Bosnia; (3) pembukaan pintu bagi setengah juta warga Suriah yang lari dari diktator Bashar al Assad, yang tidak dilakukan oleh negara-negara lain di sekitarnya; dan yang paling penting (4) Turki adalah negara paling terdepan membela Palestina.
Terbukti Turki lah yang menjadi sponsor utama bantuan kemanusiaan melalui misi Mavi Marmara pada tahun 2010. Dan yang teranyar, ketika agresi brutal Israel ke Gaza beberapa waktu yang lalu, Turki yang paling kencang dalam mengecam kebiadaban ini. Bahkan Erdoğan berjanji akan mengobati seluruh korban luka-luka akibat serangan brutal Israel ke Gaza. Dan hal itu langsung direalisasikan setelah terpilih menjadi presiden Turki dan dilantik baru-baru ini.
Di balik kelihaian berstrateginya, kunci lainnya yang terpenting adalah kesabaran revolusioner Erdoğan dan AKP Turki untuk menjalani perubahan bertahap didasari oleh kuatnya kerinduan untuk membangun kembali “Neo-Ottoman” alias kejayaan kembali Kekhalifahan Utsmani.
Semenjak runtuhnya Islam di Andalus (tahun 797 H/1492 M), Turki Usmani mengambil peran pemegang tampuk Khilafah Islamiyah (tahun 1299 M-1924 M). Pengaruh imperium ini sangat luas. Hampir-hampir Eropa saja takluk di bawah kuasanya.
Hanya saja medan dan cuaca yang sangat ekstrem menjadi hambatan penaklukan Eropa secara keseluruhan. Ditambah lagi di abad-abad ke 19-20 kekhalifahan ini melemah hingga berubah menjadi Turki sekuler pada tahun 1924 M melalui Gazi Kemal Pasya, alias Attaturk.*/bersambung ada faktor keterlibatan ulama (hidayatullah.com)

Akhmad Rofii Damyati adalah Ketua STIU Al-Mujtama’ Pamekasan, kandidat Doktor bidang Filsafat Islam pada Süleyman Demirel Üniversitesi, Turki

Arya Sandhiyudha AS, Ketua PPI Turki, penulis buku “Inspirasi Turki: Renovasi Negeri Madani”, kandidat Doktor bid. Hub. Internasional dari FATIH University, Turki

Related News

Tidak ada komentar:

Leave a Reply