PENDUKUNG JOKOWI dan PKS PHOBIA


*dari wall fb NANIK SUDARYATI

Kadang saya setting status (fb) saya ini untuk public, hanya untuk mengukur seperti apa tanggapan masyarakat secara keseluruhan baik pendukung Presiden Jokowi dan yang bukan, terhadap hal-hal yang menyangkut kebijakan public atau menyangkut kebangsaan.

Ternyata masih ada juga yang menyerang apa yang saya sampaikan meskipun itu fakta. Iseng-iseng identitas penyerang itu saya kumpulkan dan ternyata ada dua kelompok, kelompok yang paling banyak adalah non muslim dan kelompok kedua adalah kelompok buta dan cinta mati sama idolanya. Dan setelah saya amat-amati dari wall fb-nya, dasar kebencian teman-teman yang non muslim adalah keberadaan PKS yang menedukung Pak PS (Prabowo Subianto).

Pagi ini (2/12/2014), saya menulis status dengan kesungguhan hati, tanpa bermaksud SARA, bahwa saya juga termasuk tadinya yang "TAKUT" PKS, dan mungkin benak saya, juga sama dengan benak teman-teman itu, bahwa PKS itu sama dengan Islam garis keras dan sama dengan FPI.

Namun sebuah peristiwa yang membalik hati saya terjadi saat pertama kali saya ikut Pak PS di kantor PKS, saya kebingungan setengah mati, karena saya tidak bawa selendang untuk menutupi kepala saya yang tidak berhijab,...sungguh di luar dugaan, ternyata saya diperlakukan layaknya tamu, dan dihormati meski saya tidak berhijab, padahal itu di kantor pusat PKS.

Kali lain, saya amati Pak PS bisa berdiskusi lama dengan Ustad Hilmi berjam-jam bicara masa depan bangsa, tanpa bicara agama. Kemudian dalam perjalanannya saya lihat ternyata Presiden PKS, Anis Mata itu orang yang sangat komit luar biasa dalam persahabatan, di acara apapun, dan di mana pun, dia pasti hadir diundang Pak PS. Saat Pilpres kemarin, kader-kader PKS juga bekerja luar biasa, meski tanpa bayaran, bahkan rela ada kader yang rumahnya sampai dibakar orang, bahkan banyak di antara mereka padahal ada yang S2 rela tidur di pos-pos untuk menjaga kotak suara.

Saya pun seperti dipertemukan Allah, saat tidak sengaja (tidak ada kaitannya dengan Pilpres) bertemu dengan para eksekutf muda dari PKS. Dan ternyata tanpa memandang latar belakang kami masing-masing kami bisa bekerja sama dengan sangat baik. Kami bisa rapat berjam-jam di mall atau hotel, dan saat break waktu sholat, kita sholat bareng. Mereka juga menghargai alias tidak alergi, meski di antara teman-teman saya banyak yang non muslim dalam kerjasama itu, bahkan kalau kami sholat teman-teman yang non muslim punya tugas menjaga barang kami. Intinya kami bisa bekerjasama tanpa memandang agama atau aliran.

Saya ingin menghimbau pada semua, janganlah menyerang orang karena kebencian kita yang tidak beralasan pada suatu kelompok. FPI tidak sama dengan PKS, itu dalam pandangan saya, tapi bahwa ada anggota FPI ada juga yang anggota PKS itu bisa saja terjadi. Namun di FPI, tidak menutup kemungkinan juga ada orang PDIP, Gerindra dan lain-lain.

Bagi teman-teman non muslim, saya punya anak buah yang hampir 50 persen non muslim, saya punya kawan-kawan bisnis juga orang non muslim, tapi mereka tidak beringas, dan tidak menyerang seperti yang ada di dunia maya. Kenapa? Karena mereka menjalankan ajaran menebar cinta kasih yang sebenarnya, dan bukan kebencian, hanya karena rasa takut sebagai minoritas di Indonesia.

Mari kita lawan siapapun yang menyengsarakan kita sebagai rakyat, dan tidak memberi ruangsuudzon di otak kita untuk kelompok yang mungkin beda dengan kita.

Ayo saling bergandengan tangan membangun bangsa, siapapun idola kita dia juga akan habis masa jayanya, tapi persahabatan dan cinta kasih di antara kita akan selalu berguna sepanjang hayat kita.***

Nanik Sudaryati (penulis) bersama Jokowi (kiri) dan Prabowo (kanan)

Related News

Tidak ada komentar:

Leave a Reply