JAKARTA (2/12) - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto, mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak melupakan tekadnya untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu tiga tahun pasca dinaikkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Beberapa waktu lalu di hadapan para gubernur seluruh Indonesia, Presiden mengungkapkan target swasembada beras, kedelai, dan jagung selama 3 tahun pertama masa pemerintahannya. Dua tahun berikutnya diupayakan swasembada gula dan daging. Semua ini bisa diwujudkan, bila pemerintah berani menaikkan harga BBM subsidi.
“Harga BBM sudah naik, sekarang saatnya membuktikan swasembada pangan bisa diwujudkan dalam tiga tahun. Tekad mewujudkan swasembada pangan dalam tiga tahun jangan hanya diwacanakan. Tindaklanjuti segera dengan penyampaian perencanaan berikut anggarannya,” kata Hermanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/12).
Menurut Hermanto, jangan ada jeda antara penyampaian target dengan perencanaan. Presiden menyampaikan target mewujudkan swasembada pangan tiga tahun itu secara terbuka pada tanggal 4 November. Sudah ada rentang waktu sebulan dari tanggal tersebut. Mestinya, lanjut Hermanto, dalam rentang waktu tersebut perencanaan sudah selesai.
Hermanto berpendapat, harus ada terobosan baru dalam perencanaan yang dibuat tersebut. “Kalau cara-cara yang digunakan dalam perencanaan tersebut masih sama dengan perencanaan kabinet sebelumnya, maka hasilnya kurang lebih akan sama yaitu hanya akan swasembada dua komoditas saja yaitu beras dan jagung,” kata Hermanto.
Ia mengungkapkan permasalahan swasembada tiga bahkan lima komoditas sekaligus adalah keterbatasan lahan. “Komoditas-komoditas itu rebutan lahan. Kalau di lahan tersebut bisa ditanam jagung maka bisa dipastikan dapat juga ditanam kedelai. Kalau menanam jagung maka tidak menanam kedelai. Kalau swasembada jagung maka tidak swasembada kedelai. Ini yang terjadi di pemerintahan yang lalu,” kata Hermanto.
Hermanto menuturkan bahwa hal ini sangat disadari oleh pemerintahan yang lalu. Untuk swasembada kedelai dibutuhkan tambahan lahan seluas 500 ribu hektar. Namun sampai akhir masa kerja pemerintahan yang lalu, tambahan lahan tidak terealisasi. “Tambahan lahan yang diperoleh hanya sekitar 13 ribu hektar. Agar swasembada 5 komoditas pangan kali ini berhasil, maka harus ada terobosan cara memperoleh tambahan lahan yang signifikan,” pungkas Hermanto.
Sumber; pks.or.id
Tidak ada komentar: