Palu, Sejumlah tokoh di Kota Palu Sulawesi Tengah akan menggelar Libu Mbaso To Kaili atau Kongres Besar Masyarakat Kaili. Libu Mbaso To Kaili ini bertujuan menyatukan keberagaman etnik dan rumpun Kaili yang ada di Kota Palu.
Dalam konferensi pers yang digelar di Milenium Waterpark, Palu, Rabu (22/10/2014), sejumlah tokoh suku Kaili menyampaikan tujuan dan dasar dibentuknya kongres ini.
Ketua panitia, Imron Lahamado menyatakan, kongres dibentuk untuk melahirkan Tanah Kaili yang aman dan damai menyambut kemajuan Kota Palu yang semakin pesat.
“Aman dan damai di Tanah Kaili dan mengapresiasi suku-suku lainnya yang bersama-sama membangun Kota Palu,” katanya.
Dengan adanya Libu Mbaso to Kaili diharapkan seluruh etnik Kaili di Kota Palu tidak meninggalkan jejak moral dan budaya yang juga dianggap sebagai salah satu alternatif untuk meredakan sejumlah kelompok suku kaili yang tengah bersitegang.
“Dengan adanya libu mbaso ini, adalah salah satu cara untuk mengurangi bentrok antar warga,”katanya.
Libu mbaso juga bertujuan untuk menghimpun rumpun Kaili dan berusaha agar seluruh masyarakat Kaili tidak selalu berada di pinggiran sejarah dan ekonomi.
“Kita berusaha membuat masyarakat Kaili bisa berperan serta, bukan jadi penonton di tanah sendiri,” ungkap seorang tokoh perwakilan Lembaga To Kaili Bangkit dalam konferensi pers yang difasilitasi oleh Direktur Umum Milenium Waterpark Wijaya Chandra.
Wijaya Chandra, mendukung terbentuknya ‘Libu Mbaso To Kaili’. Dia mengaku sangat cinta akan kebudayaan Kaili.
Libu Mbaso To Kaili ini akan digelar selama tiga hari, Minggu 26 Oktober hingga 28 Oktober 2014. Sejumlah kegiatan di antaranya jalan santai berbusana adat tradisional Kaili, olahraga dasar kuntau silat kaili, dialog ke sejumlah instansi tertinggi di Sulteng hingga kontes man fitnes dengan door prize sebuah sepeda motor.
“Kali ini khusus kota Palu , ada enam sub etnis Kaili, dan ke depannya kita akan kembangkan terus mungkin ke daerah daerah,” kata Imron Lahamado. (by Tahmil Burhanudin Hasan/ms)
Tidak ada komentar: